TML Energy Green Challenge 2018
Dalam rangka memberikan wadah bagi generasi muda untuk menuangkan kreasi dan inovasinya serta sesuai dengan komitmen perusahaan dalam ikut berperan dalam menjaga lingkungan, maka TMLEnergy, perusahaan yang bergerak di bidang EPC Solar PV Energy System, mengadakan kegiatan yang diberi nama TMLEnergy Green Challenge.TMLEnergy Green Challenge merupakan sebuah kompetisi yang diperuntukan generasi muda menilai inovasi-inovasi terbaik dalam 3 kategori , yaitu:
- Terobosan produk untuk aplikasi listrik tenaga surya
- Pengelolaan air dengan TSS (Total Suspended Solids) tinggi dan aplikasinya dalam skala besar
- Pengelolaan lumpur sisa air tambang sehingga memiliki nilai tambah
Kompetisi ini diprakarsai oleh Bapak Daniel Suharya selaku Komisioner TMLEnergy, untuk melihat sejauh apa kreativitas yang ada publik di bidang lingkungan, namun tetap dapat diimplementasikan dalam skala industri.Grand final dan malam penganugerahan kompetisi TMLEnergy Green Challenge diselenggarakan pada tanggal 10 Agustus 2018 Bertempat di Ballroom Hotel Aryaduta, Bandung, 12 tim finalis TMLEnergy Green Challenge mempresentasikan dan menunjukkan ide serta inovasi mereka di hadapan dewan juri dan khalayak sebagai tahap penjurian final.Rangkaian acara TMLEnergy Green Challenge telah dimulai sejak 11 November 2017, dengan melakukan launchingatau Pre-event diadakan pada acara ITB Insight di kampus Intitut Teknologi Bandung. Masa pendaftaran dibuka dari tanggal 20 November 2017 sampai dengan 15 februari 2018 dengan kepesertaan terbuka bagi umum baik dalam bentuk tim maupun individu.Untuk menggalang minat di lingkungan Kampus, dilakukan roadshow di beberapa Kampus di kota besar seperti Jakarta, Semarang, Solo, Yogyakarta, dan Surabaya. Jumlah total 153 tim dan 700-an perorangan yang berpartisipasi dalam kompetisi. Untuk penilaian seluruh tim pendaftar diharuskan membuat video perkenalan group dan proposal ide kreatifnya. Penjurian awal dilakukan oleh tim internal TMLEnergy untuk menentukan finalis yang akan diundang pada penjurian final di Bandung.Pada pelaksaan grand final, seluruh finalis diundang untuk melakukan presentasi di hadapan panel dewan juri. Adapun tim dewan juri yang diundang adalah Ibu Ir Maritje Hutapea (praktisi dan ahli di bidang energy terbarukan, eks Direktur Aneka Energi Baru dan terbarukan, Direktorat EBTKE, Kementrian ESDM) , Bapak Dr. Ir Andhika Prastawa, MSEE (Kepala Balai Besar Teknologi Konservasi Energi, BBPT), Bapak Surono SP, M. Agr, Ph.D (Peneliti Balai Penelitian Tanah, Balitbangtan Kementrian Pertanian), dan Bapak Dr. Ir Nanang Hariyanto MT (Dosen Teknik Tenaga Listrik, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, ITB).
Rilis tersebut dapat kita temui website resmi TML Energy pada tautan berikut.. https://www.tmlenergy.co.id/grand-final-dan-malam-penganugerahan-tmlenergy-green-challenge/
Alhamdulillah, Saya bukan salah satu pemenang TML Energy Green Challenge tersebut, gugur di penyisihan pertama hehehe..
Berawal dari salah satu postingan akun TML Energy yang saya ikuti di linked.in di medio januari 2018 lalu tentang ajakan untuk TML Energy Green Challenge ini, otak saya memerintahkan untuk mencoba mengirimkan proposal dan ikut lomba tersebut dengan asumsi dasar saya bergelut dengan dunia "hijau" ini.
Setelah diskusi dengan rekan-rekan sejawat yang mempunyai minat di bidang energi terbarukan ini, sebut saja Faqih dan Mbak Shelty, akhirnya kami bersepakat untuk ikut serta di TML Energy Green Challenge dan mendaftar dengan bendera Nusantara Renewable Energy Club.
Alur Lombanya kurang lebih begini. Daftar online, bikin video perkenalan di youtube, upload proposal proyek, kalo lolos di undang untuk presentasi, kemudian yang lolos akan didanai untuk bikin prototipe proyek, trus final dengan presentasi hasil prototipe proyek.
Nah, setelah kami daftar dan upload ke youtube, hampir selama bulan februari saya cuti dan pulang ke kampung halaman untuk mempersunting Bu Teda Faadhila, hehehe.
Balik dari cuti, saya baru sadar bahwa deadline pengumpulan proposal tinggal 1 minggu lagi dan progress kita masih 0 persen. Sembari mengerjakan tugas kantor, barulah kami brainstorming dan mencari ide untuk proposal proyek kami. Waktu terus berjalan denagan deadlock mengiringi. H-3 batas akhir pengumpulan proposal, baru lah memulai penulusian proposal.
Simsalabim, Alhamdulillah proposal Nusantara Renewable Energy untuk TML Energy Green Challenge selesai dan bisa dikumpul sebelum batas akhir. Dan sesuai prediksi, Propsal kami tidak lolos 5 besar untuk diundang presentasi. hehehe.
Bagi yang penasaran dan ingin memaki melihat silakan tinggalkan komen atas kirim pesan di kontak. Menurut hemat saya, proposal ini worth to read lah.... hehehe
Dan akhir agustus lalu, pemenang TML Energy Green Challenge telah diumumkan setalah diadakannya grand final seperti pada berita yang kami kutip di bagaian awal tulisan ini.
Masih di berita yang sama, pemenang pertaman TML Energy Green Challenge untuk kategori inovasi Aplikasi Listrik Tenaga Surya adalah Tim Desper dari Universitas Diponegoro Semarang. Dalam rilis resmi Universitas Diponegoro pada tautan berikut disebutkan bahwa Tim Desper mengajukan terobosan produk Destilator Bertenaga Surya Berbasis Fotokatalis Lapisan Tipis ZnO dan Kompor Listrik yang dapat mempercepat proses destilasi, meningkatkan kualitas air dan aemberikan hasil samping berupa garam.
Tim DESPER menggunakan sistem destilasi yang telah dimodifikasi pada alat DESPER. Panel surya dapat menghasilkan energi listrik dari energi cahaya matahari. Listrik yang dihasilkan oleh panel surya digunakan untuk menyalakan kompor listrik. Energi panas dari kompor listrik ini digunakan untuk mempercepat proses destilasi air laut. Air laut yang dipanaskan menggunakan kompor listrik lebih cepat menguap karena memperoleh energi panas yang lebih besar daripada energi panas matahari. Penggunaan material fotokatalis lapisan tipis ZnO akan menjaga kualitas air hasil destilasi serta mempercepat gerak jatuh air ke dalam wadah penampung, sehingga meminimalisir air yang telah mengembun untuk jatuh kembali ke dalam wadah evaporator. Hasil olahan dari penggunaan produk DESPER ada dua yaitu air bersih dan garam.
Inovasi yang menurut saya memang layak untuk menjadi pemenang pertama dan dikembangkan lebih dalam sehingga berguna bagi masyarakat pesisir pantai yang susah untuk mengakses air tawar.
Sedangkan pemenang kedua adalah Tim Sunshine dari ITB dan Universitas Negeri Malang. Ketika saya mencari di google tentang tim Sunshine tersebut, hasil yang muncul dari mesin pencari tersebut sangat tidak memuaskan.
Di halaman resmi TML Energy Green Challenge 2018, tmlenergygreenchallenge.com, muncul pop-up pemberitahuan daftar finalis, dan untuk Tim Sunshine kontakny adalah shinta.arum@gm*il.com. Itulah satu-satunya informasi tentang finalis dan pemenang pada website tersebut.
Kemudian saya melihat video perkenalan mereka di youtube. Disana mereka, yang diwakili Akun Youtube Shinta Arum. Pada video tersebut juga tidak jelaskan inovasi apakah yang ditawarkan oleh Tim Sunshine karena memang video tersebut hanya untuk pendaftaran dan perkenalan tim, seperti video kami di atas.
Hingga tulisan ini diterbitkan, saya masih belum menemukan inovasi Tim Sunshine dan finalis lainnya. Saya sudah mengontak panitia TML Energy Green Challenge dan menanyakan apakah proposal atau informasi tentang inovasi para finalis dapat dibagi ke khalayak umum atau tidak untuk menjadi bahan referensi, namun juga belum ada balasan.
Saya pribadi sangat mendukung upaya TML Energy untuk merangsang anak muda Indonesia untuk mengembangkan aplikasi energi terbarukan terutama energi surya. Anak muda Indonesia memiliki saluran yang tepat untuk menghabiskan energi mereka untuk kebaikan bumi di masa mendatang.
Semoga TML Energy melanjutkan TML Energy Green Challenge hingga rutin tiap tahun dan menjadi barometer inovasi energi terbarukan oleh pemuda Indonesia.
Salam..
Tidak ada komentar: