Sotoy Comment : Tretan Muslim & Coki | Terbakar...Karna Bermain Api...Hiya hiya hiya
Sehari setelah jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 pada Senin 29 Oktober 2018, Akun Youtube Majelis Lucu Indonesia (MLI) merilis video permintamaafan dan pengunduran diri Tretan Muslim dan Coki Pardede dari Badan Hukum MLI.
Berikut video dan beberapa petikan pernyataan duo tersebut
"Kita mundur dari Majelis Lucu Indonesia, Majelis Lucu Indonesia akan tetap berjalan tanpa kami berdua Coki dan Muslim. Dan kami juga menyatakan undur diri dari dunia hiburan Indonesia"
"Kata-kata makian, cacian, persekusi, menghalalkan darah saya, teman saya, bahkan ancaman pembunuhan terhadap saya, orang terdekat saya"
"Kami ingin memperdalam ilmu dulu. Kayak ilmu komedi dan ilmu lain-lain dan supaya kita bisa fokus"
Pangkal masalah hingga kedua pelawak kenamaan tersebut adalah video edisi Last Hope Kitchen di Akun Youtube Tretan Muslim. Video tersebut telah dihapus karena menjadi viral karena dianggap menistakan ajaran agama Islam.
Menurut berita di tirto.id berikut, punchline yang dianggap menista tersebut antara lain:
Sambil mendekatkan daging babi ke telinga, Muslim berlaku seolah mendengar jeritan si daging babi tengah disiksa api neraka. Tak lama ia mengambil sari kurma dan madu berlabel huruf arab sebagai bahan pelengkap masakan. Ia lalu mencampur babi, sari kurma, dan madu untuk direbus.
Sambil tertawa, Coki ganti berkelakar, “Bagaimana jika sari-sari kurma masuk ke pori-pori [daging babi], apakah cacing pitanya jadi mualaf?”
Saya sempat menyaksikan video unggahan Tretan Muslim tersebut sebelum dihapus dari youtubenya.
Apa yang terjadi pada Tretan Muslim dan Coki Pardede saat ini menurut saya seperti terbakar karena bermain api.
Dulu Tretan Muslim adalah salah satu peserta favorit saya di SUCI 3 di tahun 2013 yang lalu. Penampilannnya saat itu sangat memuaskan dengan jokes yang cerdas dan satge act yang tidak garing sama sekali. Saya juga mengikuti konten youtube Muslim dan Pras Teguh di Mati Penasaran HeyBro TV serta bebapa penampilan Tretan Muslim lainnya yang menurut saya sangat menghibur dengan jokes yang bisa dibilang "tidak menyinggung". Sementara Coki Pardede saya tidak terlalu sering melihat komedi berdirinya tapi saya pernah menonton langsung Coki manggung di Juri Bicara-nya Pandji dengan jokes "simple" waktu tersebut.
Sementara Majelis Lucu Indonesia memang terkenal dengan mengambil porsi Dark Comedy yang sebelumnya juga sempat heboh dengan potongan video acara roasting mereka yang menampilkan Joshua Suherman mantan penyanyi cilik dengan Ge Pamungkas. Konten-konten youtube MLI dan acara-acara mereka pun juga diisi dengan tema-tema sensitif bagi masyarakat Indonesia dimana jokes tersebut memang ditebar oleh mereka hanya kepada orang-orang yang bisa menerima jokes tersebut (segmented) atau dikenal dengan #GolonganKami.
Sepengamatan saya, akhir-akhir ini Tretan Muslim dan Coki Pardede sering berduet baik di youtube dan acara MLI lainnya karena, mungkin, mereka nyaman dengan untuk mengekresikan ke-khas-an mereka dan diterima dengan baik oleh viewer youtuber, sebut saja dengan content Debat Kusir mereka yang meroasting Atta Hallilintar.... yang memang mewakili suara kebanyakan warganet... hiya hiya hiya. Di video tersebut, jokes mereka mungkin terasa sangat mengiris dan menyindir pagi The Hallilintar namun sangat menghibur bagi banyak orang.
Dan menurut analisa sotoy saya, konten Last Hope Kitchen Daging Babi dengan Kurma tersebut memang sengaja dibuat untuk mendapatkan viewer yang tinggi karena sebenarnya mereka dapat memilih konten yang lebih soft, Daging Babi saos tiram misalnya. Tretan Muslim dan Coki Pardede seperti sengaja memanfaatkan momentum naiknya pamor MLI, mereka memakai strategi bermain api untuk mendapatkan hasil yang lebih besar.
Saya tidak yakin, apakah Tretan Muslim dan Coki Pardede, terutama Muslim sebagai pemilik chanel youtube, memikirkan dampaknya akan sebesar ini. Baik dampak positif maupun dampak negatif yang timbul karena ketersinggungan banyak pihak atas jokes tersebut.
Jika melihat rekam jejak mereka sebelumnya yang dapat memainkan lawakan dengan tema netral dan tidak akan menyinggung isu sensifif seperti agama, saya yakin Tretan Muslim dan Coki Pardede telah memikirkan resiko yang akan timbul ketika mereka memutuskan untuk bertaruh lebih besar untuk mendapatkan viewer lebih besar dengan "bermain api" isu sensitif tersebut.
Dan saya yakin, mereka juga telah memikirkan dampak negatifnya meskipun pada realisasinya dampak negatif tersebut ternyata sangat besar, hingga "membakar" banyak hal.
Menurut saya apa yang mereka lakukan saat ini dengan menarik diri dari hingar bingar ini merupakan langkah tepat. Psikologi warganet dan warganyata Indonesia memang cukup unik, gampang marah, gampang melupakan, gampang memaafkan, dan gampang lain-lainnya.
Jika kita melanjutkan perumpamaan "Terbakar karena Bermain Api" sebelumnya, ketika suatu benda padat terbakar dengan hebat maka hasil akhirnya akan begaram. Kayu akan menghitam menjadi arang kemudian berterbangan sebagai debu. Besi akan meleleh, membersih dengan mengeluarkan kotoran, kemudian mengeras kembali sebagai besi yang lebih bersih. Mari kita tunggu, "benda padat" apakah Tretan Muslim dan Coki Pardede.
Tapi mungkin saja mereka..
.
.
.
benda cair...
hiya .. hiya.. hiya..
Tidak ada komentar: