Pertandingan Paling Tidak Penting Liga 2 2018
Dex Glenniza, Managing editor
Pandit Football, menulis sebuah artikel menarik pada masa akhir Piala Dunia
2018 yang lalu, tepatnya pada 14 Juli 2018, dengan judul Pertandingan
Paling Tidak Penting. Tulisan tersebut mengulas tentang pertandingan
perebutan peringkat ketiga Piala Dunia 2018. Pertandingan perebutan Piala Dunia
dikenal sebagai pertandingan tidak penting karena di Piala Dunia bukanlah
Olimpiade atau turnamen olahraga seperti Asian Games, SEA Games, atau yang
sejenisnya. Bagi turnamen-turnamen olahraga multi-cabang seperti itu, perolehan
medali adalah hal penting, meski tetap medali emas yang paling penting untuk
menentukan posisi klasemen.
Beberapa fakta pendukungnya
adalah pemain yang diturunkan oleh pelatih bukanlah pemain inti di laga-laga
sebelumnya. Contohnya saja Hans-Jörg Butt, kiper pelapis Jerman lainnya,
memainkan satu-satu pertandingan kompetitif internasional di perebutan
peringkat ketiga 2010.
Lain Piala Dunia, lain pula Liga
2 Indonesia. Keduanya jelas sangat lah berbeda, yang satu kompetisi
antar-negara, yang satu liga domestik kasta suatu Negara. Namun kedua punya
kesamaan, sama-sama punya Pertandingan Tidak Penting.... menurut saya.
Jika di Piala Dunia pertandingan
tidak penting itu adalah pertandingan perebutan tempat ketiga maka di Liga 2
Indonesia adalah pertandingan final yang menentukan siapa Juara Liga 2 nya.
Liga 2 2018
Skema kasta kedua liga Indonesia
sangat beragam jika dibanding tahun-tahun sebelumnya maupun dibandingkan dengan
kasta tertingginya. Untuk tahun ini, skema Liga 2 adalah skema liga penuh 2
wilayah dengan masing-masing wilayah 12 tim. Kemudian 4 besar masing-masing
wilayah akan diadu dan dibagi kepada 2 grup dan setiap tim akan bermain kandang
tandang sehingga masing-masing tim akan bermain 6 kali. Peringkat 1 dan 2
masing-masing grup melaju ke Semifinal yang diselenggarakan dengan skema
Kandang Tandang. Pemenang Semifinal bertemu di final yang diselenggarakan
sekali saja di Pakan Sari Waktu itu. Skema lengkap Liga 2 2018 yang rumit dapat
dilihat di Laman Wikipedia
berikut.
“There has never been a better
time to win promotion to the Premier League” menjadi pembuka artikel Adam
Shergold di
The Daily Mail UK pada 2016 yang lalu. Kurang lebih dapat diartikan, tidak
ada yang lebih baik selain promosi ke Premier League, pastinya bagi klub kasta
kedua liga inggris. Karena garansi mendapatkan 100 Juta Paun dimusim berikutnya
meski berada di posisi paling buncit Liga Premier Inggris, belum lagi kontrak
hak siar yang akan jauh lebih besar dan jumlah penonton yang akan meningkat
drastis. Ketimpangan keuntungan finansial bermain di kasta pertama dibanding
kasta kedua tidak hanya dirasakan di Liga Inggris saja tetapi hampir di semua
liga sepak bola di dunia. Bukti nyatanya adalah GOR Haji Agus Salim yang sangat
sepi di 2018 ketika Semen Padang bermain di Liga 2.
Maka sejatinya yang dicari oleh
klub kasta kedua Liga Indonesia adalah tiket promosi ke Liga 1, baik peringkat
1, peringkat 2, atau peringkat 3. Dan di Liga 2 2018, 2 tiket promosi sudah
pasti digenggam oleh tim yang menang di semifinal 1 dan 2, satu tersisa
diperebutkan oleh tim kalah di semifinal 1 dan 2 yang digelar dengan sebutan
Perebutan Tempat ketiga. PSS Sleman dan Semen Padang FC adalah pemenang
semifinal yang digelar tandang dan kandang tersebut, perayaan kembali ke liga 1
oleh masing-masing supporter telah dimulai sejak pluit berakhirnya laga
semifinal.
Jalannya Pertandingan Final Yang
Tidak Penting
Seperti yang telah diduga, Laga
perebutan tempat ketiga antara Kalteng Putra dan Persita menjadi laga dengan
drama dalam lapangan yang tinggi, pasalnya mereka memperebutkan hadiah utama
Liga 2 Indonesia yang tersisa satu, Tiket Promosi. Kita masih ingat bagaimana
jalannya pertandingan yang sempat terhenti karena supporter dan pemain Persita
memprotes keputusan wasit sore itu. Pertandingan perebutan ketiga menjadi
sangat penting bagi kedua klub dan pendukungnya.
Seba’da pertandingan tersebut,
Laga pamungkas Liga 2 antara Semen Padang FC dan PSS Sleman digelar di Stadion
yang sama. Pertandingan Final yang tidak penting karena kedua tim sudah
mendapatkan hadiahnya dan sudah dirayakan dari beberapa hari sebelumnya hingga
masuk ketengah lapangan dan aksi “pyro”. Bagi mereka, menurut hemat saya, lolos
ke Liga 1 adalah terpenting, tidak masalah juara 1 atau juara 2, yang penting
promosi Liga 1. Laga Final Liga 2 2018 tesrsebut menjadi perayaan bersama kedua
pendukung kesebelasan.
Malam itu pelatih Syafrianto
Rusli dari Semen Padang FC dan Coach Seto Nurdiantoro menurunkan line-up
terbaik mereka seperti pada pertandingan-pertaingan genting di babak 8 besar
dan semifinal. Yang berbeda adalah tidak ada raut tegang Irsyad Maulana seperti
ketika akan mengambil sepakan pinalti pada
Semi Final Leg 2 di GOR H. Agus Salim.
Jalannya pertandingan final yang
“tidak penting” tersebut juga berjalan menarik, tidak seperti dugaan saya
diawal. Kedua kesebelasan melakukan jual beli serangan dan bermain denga
pertahanan terbuka. Alhasil sebelum menit 30 saja, PSS Sleman telah unggun 2 –
0 walaupun Semen Padang FC banyak melepaskan umpan lambung dan sepakan ke arah
gawang.
Hawa pertandingan terbaca sangan
santai yang terlihat dari sportifitas dari ke dua-puluh-dua pemain, ketika
melanggar, langsung minta maaf dan bantu berdiri. Pemain yang dilanggarpun
tidak pura-pura sakit menggelinding ke kiki ke kanan meski ditebas dari
samping. Hal yang bertolak belakang dengan yang kita lihat di pertaningan 8
besar ketika melawan klub “itu”. Dengan meilhat jalannya pertandingan dan
statistic akhir pertandingan, untuk pertandingan hanya memperebutkan siapa yang
akan dapat 2 Miliyar Rupiah + satu piala atau 1,5 Miliyar Rupiah, pertandingan
final Liga 2 sangan lah menarik terlebih
dengan hilangnya ketegangan di wajah pemain.
Diakhir pertandingan, tidak ada
ajah yang terlalu sedih setelah pertandingan tersebut. Semen Padang FC pun
masih dapat menyumbingkan senyum karena tetap balik ke Liga 1 karena hanya
kalah di Pertandingan Paling Tidak Penting di Liga 2 2018.
Nikmati Pertandingan Paling Tidak Penting
Sejatinya setiap pertandingan
menurut saya adalah sama penting ketika kita mengemban lambang identitas di
dada. Bukan hanya di level professional, bahkan di level pertandingan antar RT
sekalipun. Yang pasti setiap pertandingan harus tetap dinikmati tapi rasa
dendam, dendam, lapang hati.
Pertandingan Paling Tidak Penting
Liga 2 2018 toh juga sangat indah untuk dinikmati, baik langsung di stadion
maupun dari layar kaca bersama sejawat. Mari nikmati final a.k.a Pertadningan
Paling Tidak Penting Liga 2 selagi masih ada, sebelum format liga 2 berubah
sesuai permintaan papa.
#WeAr38ack
Tidak ada komentar: