Running Race Review : Electric Jakarta Marathon 2018
Jakarta Marathon ke lima saya secara berturut-turut dengan catatan waktu yang semakin butut.
PENDAFTARAN
Saya yakin hampir semua peserta Jakarta Marathon 2017 trauma dan tidak terlalu tertarik untuk ikut Jakarta Marathon 2018. Pagelaran Jakarta Marathon tahun lalu merupakan salah satu pengalaman terburuk saya dalam mengikuti lomba lari, baca disini untuk mengetahui seberapa buruk JakartaMarathon 2017.
Saya sebenarnya juga trauma sehingga mendaftar tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang mendaftar di masa early bird. Apalagi Jakarta Marathon tidak mendapatkan sponsor judul hingga hampir sebelum lebaran. Ditambah lagi, Bank Mandiri, sang sponsor utama lima edisi sebelumnya, bersama Pemprov DKI dan aliansi komunitas lari me-launcing Mandiri Jakarta City Marathon sebagai ajang tandingan bagi Jakarta Marathon. Mandiri JakCiMar direncanakan diselenggarakan seminggu sebelum Jakarta Marathon 2018. Saya yakin makin sedikit yang ikut Jakarta Marathon 2018.
Hingga akhinya, Jakarta Marathon mengumumkan bahwa nama mereka Tahun ini menjadi Electric Jakarta City Marathon setelah mendapatkan sponsor utama PT PLN (persero), sebuah sinyal positif.
Namun itu tidak serta merta membuat saya ingin mendaftar Electric Jakarta Marathon 2018, karena harga untuk full marathon adalah Rp 900.000,-. Saya juga tidak buru-buru mendaftar karena target minimal 1 Full Marathon pertahun saya akan tercapai dengan keikutsertaan di Pocari Sweat Bandung marathon 2018 pada Juli 2018.
Akhirnya saya tergoda juga untuk daftar FM Electric Jakarta Marathon 2018 setelah mereka mengobral diskon 45% hingga harga FM menjadi Rp 500.000. Entah angin apa yang berhembus hari itu, akhirnya saya mendaftar Electric Jakarta Marathon 2018 dengan harga lebih tinggi dari tahun sebelumnya dan reputasi hancur karena insiden tahun sebelumnya.
Pendaftaran online, pembayaran, dan email konfirmasi berjalan lancer-lancar saja melalui websitenya.
PENGAMBILAN RACE PACK
Jauh-jauh hari, Electric Jakarta Marathon 2018 menggembar-gemborkan bahwa akan ada rute baru dengan race central di GBK. Saat itu saya berpikir bahwa GBK yang dimaksud adalah dalam Stadion Utama GBK. Namun jalur resmi nya dirilis dekat-dekat 28 Oktober 2018, hari penyelenggaraan, seingat saya.
Tahun ini saya tidak dapat mengambil langsung race pack karena harus keluar kota untuk alasan pekerjaan. Akhirnya minta tolong diambilkan kepada Bro Anang, Pramusaji di kantor, untuk dua pendaftaran sekaligus. Kebetulan, Delfi, juga ikut Electric Jakarta Marathon 2018 di kategori HM. Awalnya saya menduga dia mendapat jatah gratis sponsor, ternyata bayar juga, bukan diskonan lagi.
Bro Anang sempat mengambil beberapa foto dari Hotel Sultan tempat pengambilan race pack. Seingat saya jadwal pengambilan racepack nya bersahabat dengan pelari dari luar daerah. Info dari Anang juga, pengambilan racepack juga biasa-biasa saja.
suasana pengambilan racepack |
Isi racepacknya tidak semeriah tahun-tahun lalu. Mungkin karena sponsor nya juga berbeda. Dan tahun ini race guide-nya juga hanya berbentuk PDF yang kami terima. Dan dari sana saya baru tau race central nya adalah GBK area luar stadion utama, ndak jadi finish di dalam GBK kayak Nike Bajak Jakarta 2013 yang lalu deh.
isi racepack-nya |
Yang menarik dan sangat berguna menurut saya adalah aplikasi Electric Jakarta Marathon 2018. Dari aplikasi, Dhila, dapat melihat posisi saya real time ketika berlari. Aplikasinya tidak terlalu memakan memori dan easy-to-use. Sebuah improvement yang sangat baik.
PERLOMBAAN
Persiapan saya untuk Electric Jakarta Marathon 2018 sangat seadanya, hanya latihan tanpa tahap yang perioderisasinya tidak jelas. Yang berbeda dari persiapan tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya adalah saya dibantu oleh Dhila, My Life time partner. Mulai dari carbo loading, gear, hingga membantu memasang kinos tape sebelum berangkat. It boost my motivation a lot. Apalagi kami berjanji bertemu di garis finish pukulu 10.30.
Sedikit berbeda dari tahun sebelumnya dan demi menyiasati matahari yang keluar lebih cepat dibanding bulan pertengahan tahun, pantia memajukan waktu mula untuk kategori Full Marathon menjadi 4.30, hanya 20 menit seduah adzan subuh.
Saya dan Delfi berangkat dari Depok sekitar jam 2.45 –an. Kami sampai di pintu GBK Masjid Albina hampir pukul 4. Daan, tahun ini tidak ada drama dilarang masuk race central seperti tahun lalu. Ketika sampai di race central, kami langsung mencari mushala yang telah disediakan dan mengambil ancang-ancang sholat subuh.
Selesai sholat subuh dan pasang sepatu, saya berlari menuju area start karena jarum panjang jam sudah mulai tidak nampak, ternyata karena saya memakai jam digital. Sesaat sampai di area start, lagu kebangsaan Indonesia raya berkumandang, pelari mulai mematung dengan khidmat walau banyak juga yang merekam untuk keperluan Instagram. Karena sudah menduga akan susah peregangan di area start, saya sudah melakukan beberapa gerakan peregangan semenjak dari rumah.
Start pun dimulai, karena tidak ada Seniro Dhani dan Aris yang pernah menjadi teman se-pace-an dibeberapa running race sebelumnya, saya megekor pacer FM 5:00:00, sesuai dengan target setelah hasil jeblok di Jakarta Marathon 2017 lalu, saya menandainya dengan #Beat4:59:59.
Rute baru Elektric Jakarta Marathon 2018 bisa dibilang cukup menantang, keluar dari kawasan GBK, kami digiring ke arah grogol mengikuti jalur TolDakot. Kemudian bebelok di Slipi hingga bertemu dengan jalan gajah mada. Cuaca subuh itu sangat mendukung untuk belari dengan pace tidak rendah. Water Station (WS) pun sudah tersedia sejak KM 2,5 dan tersedia air putih dan Pocari Sweat di semua water station. Di kategori FM, beberapa WS juga tersedia buah dan Salon Pas yang sangat membantu. Very Good lah.
Hari itu, saya dapat berlari dengan rombangan 05:00:00 hingga KM 16, dengan pace yang lumayan tinggi dibandingkan dengan pace latihan, kemudian tercecer karena saya mengambil break lama untuk memasang earphone dan memutar play list. Di KM 24 saya bertemu pacer 05:30:00 yang dibuntuti beberapa pelari yang sepertinya sabar sedari garis start sepertinya. Saya pun tidak terlalu lama ada di rombangan itu. Seingat saya di KM 30an, pinggang saya kembali memberi sinyal keengganannya untuk dibawa lari dengan pace yang cukup cepat. Alhasil di sisa WS yang saya lewati dan menyediakan Salon Pas Spray, saya selalu menyempatkan untuk disemprot demi berkurangnya rasa sakit di pinggang tersebut.
di km-sekitar-30-an 📷: aris |
Secara keseluruhan saya tidak mengulangi kebodohan-kebodohan yang saya lakukan di Jakarta Marathon 2017. Alhamdulillah, pukul 10.20an saya telah sampai di garis finish.
Official Result |
realtime result di Aplikasi |
Beberapa catatan menarik di ajanag Electric Jakarta Marathon 2018 ini adalah jumlah WS dari kelompok pelari yang sangat sedikit dibanding pegelaran Jakarta Marathon sebelum-sebelumnya yang pernah saya ikuti, saya rasa alasannya sudah sangat jelas lah. Penerimaan masyarakat jalanan Jakarta juga lumayaan cukup baik dari pandangan saya keculi di jalan Gatot Subroto di KM akhir akhir semua kategori. Diperparah dengan jalur tersebut juga dipakai oleh event lari lain yang dialami oleh kategori 10k dan HM. Secara keseluruhan Electric Jakarta Marathon 2018 terasa lebih sepi saja.
AFTER RACE EVENT
Hal yang paling menyenangkan dari Electric Jakarta Marathon 2018 keseluruhan adalaha ini.
Istri yang menunggu dan mengabadikan moment di garis finish.
Setelah mengambil finisher t-shirt dan kelengkapan lainnya, saya mencari petugas medis untuk mendapat pertolongan untuk pinggang saya. Namun setelah berputar-putar saya tidak menemukannya, kolam air dinginnya pun masih dipenuhi oleh pelari komunitas. Akhrinya saya pun memilih untuk beristirahat di tenda saja. Tenda sponsor dan panggung utama sudah mulai dibongkar meski COT masih dalam hitungan jam.
Tidak ada komentar: