Bit Neraka Hiduplah Indonesia Maya
Dalam buku Ensiklopedia Islam Al Kamil yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijiri, disebutkan dan dijelaskan beberapa keadaan dan bentuk di Surga, mulai dari tanah sebagai pijakannya, dan bagunan-bangunan megah penghiasanya.
1. Tanah Surga yang berasal dari misik dan batu kerikil dari mutiara. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Kemudian aku beranjak mendatangi Shidrat Muntaha yang diliputi oleh warna yang tidak kukenal, lalu aku dimasukkan ke surga yang kerikilnya berupa mutiara sedangkan tanahnya dari misik.”(HR. Bukhari dan Muslim)2. Tenda-tenda bagi para penghuni surga. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam “Sesungguhnya bagi seorang mukmin di surga terdapat kemah terbuat dari satu mutiara yang dilubangi, panjang 60 mil, dan bagi seorang mukmin beberapa keluarga yang dikelilinginya, sedangkan satu sama lain tidak dapat melihat.”(HR. Bukhari dan Muslim).Selain itu, terdapat bidadari yang ada di dalam tenda. Firman Allah subhanahu wa ta’ala, “Bidabari-bidadari yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah (tenda).”(QS. Ar Rahman: 72)3. Pasar surga bagi penghuni surga. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Di Surga ada pasar yang dikunjungi tiap hari Jumat, bertiuplah angin utara menerpa wajah dan pakaian mereka, maka bertambahlah kecantikan dan kemolekkan mereka. Ketika kembali ke keluarga, bertambahlah kecantikan dan kemolekkan mereka sehingga keluarga mereka berkata, ‘Demi Allah, kalian bertambah cantik dan molek setelah ini.’ Mereka pun menjawabb, ‘Demi Allah, kalian pun telah bertambah bagus dan cantik setelah ini.’”(HR. Muslim)4. Istana surga yang Allah subhanahu wa ta’ala ciptakan untuk penghuninya, dan didalamnya terdapat apa yang diinginkan jiwa dan enak dipandang mata.
“Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan peremmpuan, (akan mendapatkan) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar. Itu adalah keberuntungan yang besar.”(QS. At Taubah: 72)
5. Permadani dan bantalan-bantalan yang Allah ciptakan sebagai sandaran bagi penghuni Surga.“Mereka bersandar pada bantalan-bantalan yang hijau dan permadani yang indah .”(QS. Ar Rahman: 76)6. Dipan-dipan surga, yaitu kasur-kasur yang bermahkota dan kursi-kursi yang mempunyai bantal sandaran.“Di dalamnya mereka duduk bersandar di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang berlebihan.”(QS. Al Insan: 13)7. Perhiasan yang Allah berikan kepada penghuni surga. “Dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.”(QS. Al Kahfi: 31)
8. Pelayan-pelayan surga yang siap melayani. “Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir.”(QS. Al Waqi’ah: 17-18)
9. Makanan dan minuman surga. “Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.”(QS. Al Waqi’ah: 20-21).
Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur.”(QS. Al Insan: 5)10. Sungai-sungai surga.“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai.”(QS. Al Qamar: 54)11. Bidadari-bidadari surga.“Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.”(QS. Al Waqi’ah: 22-23)
- Makanan dan minuman di surga tidak pernah habisDalam Tamam Al–Minnah ‘ala Syarh As-Sunnah li Al-Imam Al-Muzani (hlm. 121) dijelaskan tentang perkataan Imam Al-Muzani rahimahullah di atas, “Di surga ada berbagai makanan, buah-buahan, dan minuman, akan terus ada dan tidak ada habisnya, juga tidak fana. Begitu pula naungannya tidak fana dan tidak dihapus.”
- Apakah di surga butuh buang hajat?
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ أهْلَ الجَنَّةِ يَأْكُلُونَ فيها ويَشْرَبُونَ، ولا يَتْفُلُونَ ولا يَبُولونَ ولا يَتَغَوَّطُونَ ولا يَمْتَخِطُونَ قالوا: فَما بالُ الطَّعامِ؟ قالَ: جُشاءٌ ورَشْحٌ كَرَشْحِ المِسْكِ، يُلْهَمُونَ التَّسْبِيحَ والتَّحْمِيدَ، كما تُلْهَمُونَ النَّفَس
“Sesungguhnya penduduk surga, mereka makan dan minum di dalam surga, namun mereka tidak meludah, tidak kencing, tidak buang air besar, dan tidak mengeluarkan dahak.”
Para sahabat bertanya: ‘Lalu bagaimana nasib makanan di perut mereka?’
Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Menjadi sendawa, dan keringat yang berbau misk. Mereka diilhami selalu bertasbih dan bertahmid, sebagaimana kalian selalu bernafas.” (HR. Muslim, no. 2835).
- Makan dan minum di surga semaunya
Di dalam surga seseorang makan dan minum bebas sekehendaknya sesuai selera, Allah Ta’ala berfirman,
وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ , وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ
“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al-Waqi’ah: 20-21)
Allah juga berfirman,
وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zukhruf: 71)
Allah Ta’ala telah mengizinkan penduduk surga untuk menyantap makanan dan minuman yang mereka inginkan dan mereka pilih, “(kepada mereka dikatakan):
كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ
“Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (QS. Al-Haqqah: 24)
Juga telah disebutkan bahwasanya di surga itu ada lautan yang berisikan air, lautan khamr, lautan susu, lautan madu, dan bahwasanya sungai-sungai di surga berasal dari lautan-lautan ini. Di dalam surga pula terdapat berbagai macam mata air. Penduduk surga mereguk minuman dari lautan-lautan, sungai-sungai, dan mata air-mata air tersebut.
Hidangan pertama yang Allah sajikan spesial untuk penduduk surga adalah bagian paling nikmat, hati ikan.
Tsauban—bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam–, “Ada seorang Yahudi bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فَما تُحْفَتُهُمْ حِينَ يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ؟ قالَ: زِيَادَةُ كَبِدِ النُّونِ، قالَ: فَما غِذَاؤُهُمْ علَى إثْرِهَا؟ قالَ: يُنْحَرُ لهمْ ثَوْرُ الجَنَّةِ الذي كانَ يَأْكُلُ مِن أطْرَافِهَا قالَ: فَما شَرَابُهُمْ عليه؟ قالَ: مِن عَيْنٍ فِيهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلًا قالَ: صَدَقْتَ
“Apa yang diberikan kepada mereka ketika mereka masuk surga ?” Rasulullah bersabda, “Hati ikan.” Ia bertanya lagi, “Apa menu mereka selanjutnya?” Beliau menjawab, “Disembelihkan untuk mereka sapi surga yang mereka makan dari ujung-ujungnya.” Ia bertanya lagi, “Apa minuman mereka?” Beliau menjawab, “(Minuman mereka diambil dari) mata air salsabila.” Lalu ia mengatakan, “Engkau benar.” (HR. Muslim, no. 315)
- Sungai di surga dengan empat rasa
Dalam surah Muhammad disebutkan,
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۖ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى ۖ وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?” (QS. Muhammad: 15)
- Cara menyantap makanan di surga, mata air Zanjabil, Air Kafur, dan Salsabil
Dalam surah Al-Insan disebutkan,
وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلَالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلًا , وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِآنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ , وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا , قَوَارِيرَ مِنْ فِضَّةٍ قَدَّرُوهَا تَقْدِيرًا , وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيلًا , عَيْنًا فِيهَا تُسَمَّىٰ سَلْسَبِيلًا
“Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca, (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya. Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabila.” (QS. Al-Insan: 14-18)
Yang dimaksud adalah pohon-pohon di surga, dahan-dahannya begitu dekat. Ketika mereka ingin buah tersebut, pohon tersebut mendekat dari atas, seakan-akan pohon tersebut mendengar dan taat. Mujahid berkata bahwa jika penduduk surga berdiri, pohon itu meninggi sesuai dengan kadarnya. Jika ia duduk, pohon tersebut merunduk sehingga mudah untuk diambil. Jika ia berbaring, pohon itu semakin merunduk lagi sehingga mudah untuk diambil.
Qatadah dan selainnya menerangkan bahwa Zanjabil itu campuran minuman di surga. Kadang campuran yang dinginnya adalah air kafur sedangkan campuran panasnya adalah Zanjabil. Zanjabil adalah mata air di surga, dinamakan Salsabila karena sifatnya yang mengalir dan bagusnya mata air tersebut. Inilah yang disarikan dari Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir rahimahullah.
Air kafur ini yang disebutkan dalam surah Al-Insan pula,
إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur.” (QS. Al-Insan: 5)
Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
Pertama:
Ungkapan: “Diperintahkan kepada seorang muslim untuk menjauhi yang haram; karena ia akan mendapatkannya di dalam surga”, tidaklah benar jika difahami secara umum, karena tidak semua yang diharamkan Allah –Ta’ala- kita akan didapatkan di akhirat, akan tetapi hal itu hanya terjadi pada hal-hal tertentu saja, seperti pengharaman memakai kain sutera, pengharaman minum khamr, pengharaman meminum dengan cawan dari emas dan perak; semua ini seorang muslim akan mendapatkannya di akhirat yang sesuai dengan karunia Allah dan sesuai dengan kondisi alam akhirat tersebut.
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
( مَنْ لَبِسَ الْحَرِيرَ فِي الدُّنْيَا لَمْ يَلْبَسْهُ فِي الْآخِرَةِ ، وَمَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ فِي الدُّنْيَا لَمْ يَشْرَبْهُ فِي الْآخِرَةِ , وَمَنْ شَرِبَ فِي آنِيَةِ الْفِضَّةِ وَالذَّهَبِ لَمْ يَشْرَبْ بِهِمَا فِي الْآخِرَةِ ) ثُمَّ قَالَ ( لِبَاسُ أَهْلِ الْجَنَّةِ , وَشَرَابُ أَهْلِ الْجَنَّةِ , وَآنِيَةُ أَهْلِ الْجَنَّةِ )
رواه النسائي في " السنن الكبرى " ( 6869 ) وصححه الألباني في السلسلة الصحيحة رقم : (384 )
“Barang siapa yang memakai kain sutera di dunia, maka ia tidak akan (diizinkan) untuk memakainya di akhirat, dan barang siapa yang meminum khamr di dunia, maka ia tidak akan meminumnya di akhirat, dan barang siapa yang meminum dengan cawan dari perak dan emas, maka ia tidak akan minum dengannya di akhirat”. Lalu beliau bersabda: “Pakaian penduduk surga, minumannya penduduk surga dan cawannya penduduk surga”. (HR. An Nasa’i di dalam As Sunan Al Kubro: 6869, dan dishohehkan oleh Albani di dalam As Silsilah Ad Dha’ifah: 384).
Jika sesuatu yang haram ada yang serupa dengannya di akhirat, maka sebagian ulama berpendapat bahwa barang siapa yang telah melakukan sesuatu yang haram tersebut di dunia, maka akan diberi sanksi dengan tidak mendapatkannya di akhirat, seperti; musik dan menikmati wanita yang tidak halal baginya.
Ibnu Rajab Al Hanbali –rahimahullah- berkata:
“Barang siapa yang berpuasa satu hari dari (menahan) syahwatnya, maka ia akan berbuka dengan syahwat itu setelah ia meninggal dunia, dan barang siapa yang mensegerakan diri untuk mengerjakan yang haram sebelum ia meninggal dunia, maka ia akan diberi sanksi dengan tidak mendapatkan dan tidak menikmatinya di akhirat, yang menjadi bukti dalam hal ini adalah firman Allah –Ta’ala-:
أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا
الأحقاف/ 20
“Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya". (QS. Al Ahqaf: 20)
Dan sabda Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-:
من شرب الخمر في الدنيا لم يشربها في الآخرة ومن لبس الحرير في الدنيا لم يلبسه في الآخرة
“Barang siapa yang telah meminum khamr di dunia, maka ia tidak akan meminumnya di akhirat dan barang siapa yang telah memakai sutera di dunia, maka ia tidak akan memakainya di akhirat”.
(Lathaif Al Ma’arif: 147)
Ibnul Qayyim –rahimahullah- berkata –pada saat beliau mengkalkulasi sanksi yang akan diterima bagi pezina jika belum bertaubat-:
“Di antaranya bahwa pezina itu nanti akan terlewat dari menikmati bidadari di tempat tinggal-tempat tinggal yang baik di dalam surga, dan Allah –subhanahu wa ta’ala- jika Dia telah memberikan sanksi kepada pemakai sutera di dunia dengan tidak bisa memakainya pada hari kiamat, peminum khamr di dunia dengan tidak bisa meminumnya nanti pada hari kiamat, maka demikian juga mereka yang telah menikmati gambar-gambar yang diharamkan di dunia, bahkan semua yang telah didapatkan oleh seorang hamba di dunia dari perbuatan haram, maka ia akan terlewat dari yang serupa dengannya pada hari kiamat”. (Raudhatul Muhibbin: 360-368)
Adapun gay dan lesbi maka Allah –Ta’ala- telah mengharamkannya bagi para hamba-Nya di dunia, dan penduduk surga mereka akan terhindar dari perbuatan keji seperti ini”.
Baca juga untuk tambahan penjelasan pada soal nomor: 130289, 20068
Wallahu ‘alam
Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi
Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka jahim
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar
Tidak ada komentar: