Sotoy Review : Angkatan Baru by Buya Hamka
My rating: 5 of 5 stars
Dalam novel romansa pun, Buya Hamka tetap menyentil fenomena sosial yang marak terjadi ketika beliau menulis novel ini. Dan rasanya sentilan Buya Hamka ini terlihat pada kondisi kita saat ini.
Lakon utamnya adalah Syamsiar, seorang wanita dari sebuah kampung. Ia merantau menempuh pendidikan tingkat lanjut yang tidak ada di kampungnya. Waktu berlalu, pendidikan selesai, dan ia kembali di kampung. Di kampung ia menjadi sedikit dari beberapa orang yang telah menemupuh pendidikan formal tingkat tersebut. Bahkan dikeluarga besarnyanya, ia lah anggota keluarga dengan pendidikan tertinggi. Maka datanglah perasaan itu. Bahwa ia istimewa dan keluarganya pun memang mengistimewakannya. Ia tidak mengerjakan tugas domestik yang biasanya dikerjaan gadis seumurannya. Ia diproyeksikan bekerja pada pekerjaan dengan gaji tinggi dan presitise.
Ia pun merasakan tersebut dan memanfaatkannya. Ia pun sangat memilih pria-pria yang ingin meminangnya dengan melihat statusnya sekarang. Akhirnya niatannya tercapai. Tapi kemudian rasa jenuh datang. apakah kisahnya berakhir bahagia? Pesan moral yang didapat? Jom baca..
Cerita2 roman Buya Hamka ini memang luar biasa. Twistnya sering tidak terduga dan beliau tidak segan membuat tokoh utamanya terlihat merana dan berbuat salah. Ciri khas novel Buya Hamka lainnya yang terlihat pada Angkatan Baru ini adalah pertukaran komunikasi dalam surat. Rasanya untuk cerita yang ditulis tahun 60an, teknik ini sudah jauh melampui zamannya.
Makin banyak baca roman buya hamka, kekaguman ini makin tinggi.
Btw buku ini di cetak ulang oleh Gema Insani bersama banyak buku Buya Hamka lainnya. Secara jumlah halaman tidak lah tebal namun bukan novel Buya Hamka tertipis yang dicetak Gema Insani. Bisa selesai kurang dari sejam lah. Ilustrasi covernya pun sudah sangat kekinian namun tidak kehilangan konteks. Salut dengan Gema Insani.
Tidak ada komentar: