IQRA
Hanya 7 tulisan dalam 4 bulan pertama tahun 2022, lebih dari separuhnya-pun ditulis pertama kali bukan buat blog dhilaridho ini.
Padahal ada banyak kabar baik yang dapat kami bagi sebagai tulisan blog, tapi entah kenapa kami serasa tidak ingin memamerkannya di media sosial secara rinci. Sepertinya karna males saja sih. Tapi semoga karna mencoba menjadi tawadhu, hehehe.
Contohnya, di bulan Maret kemaren, akhirnya Dhila secara resmi menjadi umbi-umbian ber-NIP seperti saya. Alhamdulillah keterima dalam satu kali percobaan. Sebenarnya cerita bagaimana Dhila bertarung untuk mendapatkan NIP ini juga bisa dibelah menjadi beberapa tulisan. Kita lihat nanti apakah akan ditulis Bu Dhila atau tidak. hehehe.
Lalu, di bulan April kemaren ada kabar baik lainnya. Akhirnya saya kembali berkesempatan menggunakan toga biru dongker cap gadjah duduk taman sari Bandung. Kali ini toganya dengan lengan pendek. Alhamdulillah. Beberapa tulisan blog ini merupakan kutipan Cerita 2 tahun perjalanan kami bermukim di Bandung seperti perayaan Aniv di Sari Ater dan jalan kaki berdua di Taman Kiara Artha Park.
BACA : Second Anniversary Trip ke Sari Ater Hotel and Resort;
Jalan berdua di Kiara Artha Park Bandung;
Ngurus Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS) Bandung;
Nongkrong di One Eighty Coffee;
Tagihan PDAM Bandung Juli 2020 Melonjak. Sebuah Apresiasi.
Tapi cerita bagaimana perjalanan akademik saya sepertinya tidak akan dijabarkan lagi. Alasannya? karena saya merasa dua tahun perjuangan akademik kemaren jelaslah lebih banyak peran doa urang tua dan istri sehingga Allah Azza Wajalla mudahkan jalannya. Tapi ada beberapa tulisan di blog ini yang merupakan telahaan akademik yang diikutkan pada lomba semasa jadi mahasiswa kemaren. Ada yang berhasil menghasilkan sesuatu, tapi kebanyakan tidak. heheheh.
BACA : Ranah Minang Bebas Polusi dan Emisi di Tahun 2050. Bisa?
Baterai Teknologi Baru, Solusi Penetrasi PLT Energi Terbarukan?
Kembali ke pace menulis kami di blog yang turun drastis. Seperti Ramadhan tahun 2020 kemaren, Ramadhan 2022 ini sebenarnya saya ingin kembali menulis telahaan dari tafsir Al Quran yang saya rasa menarik. Sudah ada satu topik yang ingin diangkat, namun sampai Ramadhan berakhir akhirnya tulisannya tidak jadi terbit. Karena ternyata riset untuk menulis tulisan tersebut sangatlah susah. Ditambah lagi lebih dari 1/3 waktu kami di bulan Ramadhan 2022 ini terpakai untuk bekerja. Jadilah sisanya ingin dipakai untuk beribadah walau akhirnya banyak juga yang terbuang dengan sekedar melihat gawai.
BACA: Keluarga Imran di Surat Ali Imran
Hari ini, sembari bebersih rumah, saya memikirkan kenapa pace menulis saya semakin turun dari tahun ke tahun. Persis seperti pace lari saya, bahkan gradien penurunannya mungkin sama. Saya bandingkan apa yang berbeda hari ini dengan tahun 2019 yang lalu.
Kemudian terlintas sebuah fakta, saya semakin jarang membaca, terutama membaca buku. Menurut sebagaian besar penulis handal, membaca ada langkah pertama dari menulis. Sementara kegiatan membaca saya malah semakin menurun. Astagfirullah. Sudah saatnya kita kembali memperbanyak membaca dari pada sekadar melihat video-video 60 detik.
Semoga ketika saya kembali tidak semangat membaca, postingan ini dapat memberi cubitan perih yang dapat membangunkan mata untuk kembali membaca.
Tidak ada komentar: